Friday, 26 June 2015

Puisi Asap Rokok

Asap Rokok-Fachory Saefurullah

 

 

Asap Rokok..... :'(
apa yang harus aku lakukan untuk membasmimu...
sedangkan diriku hanyalah insan kecil yang terdesak......

Asap Rokok.... :'(
sampai kapan kau terus memperangiku...
Sedangkan persiapanku belum mumpuni.....

Asap Rokok...... :'(
Siapakah yang mampu membasmimu hingga ke ujung akar
sedangkan Banyak kaum adam yang selalu membelamu.....

Asap Rokok...... :'(
apakah engkau yang akan bertanggung jawab?
Tatkala Seorang insan terkena racun mu....

Asap Rokok..... :'(
Saya berharap engkau musnah dalam penemuan2 ilmia terbaru..
seperti kau tergantikan dengan si Lisong herbal.........

Asap Rokok..... :'(
Jika memang engkau mempunyai hati,
maka lenyaplah dari bumi yang kami singgahi

Asap Rokok..... :'(
Asal kau tahu....
Aku sangat membenci dirimu.....
 

Saturday, 20 June 2015

Sejarah Terbentuknya The Honest Band

Sejarah Terbentuknya The Honest Band




The Honest band adalah sebuah band yang terbentuk pada tanggal 14 november 2009 di wonokerto wetan, kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah. Band yang ber-genre Pop-Melayu ini mulanya dibentuk karena ke isengan semata saja, yang personelnya adalah siswa-siswi smp n 1 wonokerto.

nama "The honest"  berasal dari bahasa inggris yang artinya kejujuran. mengapa memilih nama ini?, Sebab kami mempunyai harapan agar Group band kami khususnya personel hingga pencinta the honest bisa memegang sifat jujur dalam kehidupan sehari-hari. Siapa yang memilih nama ini?, Nama The honest dipilih dari semua personil the honest.


Siapa sajakah personel The Honest Band pada awalnya?
personel the honest band pada mulanya adalah para aktivis organisasi intra sekolah (osis) dan organisasi Drumb Band, Atletik, Dewan penggalang Pramuka Smp N 1 Wonokerto. Dan nama-nama personel yang pernah menjadi bagian dari band The honest tersebut adalah:

1. Dewi Khayatun (vocal 1)
2. Kusuma Dewi (vocal 2)
3. Eko Nur cahyo (Guitar)
4. Muh. Aris Chilmi (Guitar)
5. Moh. Rizky (Guitar)
6. Hizam Al Mahsyar (Drummer)
7. Fachory Saefurullah ( Keyboardist)
8. Khaerul (vocal & Guitar)
9. M. Fathur Rochman (vocal)
10. Wahyudin (bassist)

 Seketika jalannya roda kehidupan, para personel The Honest silih berganti karena adanya faktor pekerjaan, rumah tangga, pendidikan, dll, akhirnya hanya tertinggal 3 nama personel yang bisa dikatan menjadi pondasi The honest Band, yaitu hizam, chilmi dan chory. Dan pada waktu itulah The Honest Band sementara vacum sembari mencari beberapa vocalis baru, setelah beberapa bulan vacum kami mendapat vocalis baru yang bisa dikatan vocalis ini suaranya berkelas bahkan sempat mengikuti audisi x factor indonesia, yaitu Wahyu Dwi H (ayu). Akhirnya kami ber-empat pun memulai latihan nge-band lagi dan dari situlah kami bertekad untuk menjadikan band kami bisa seperti band-band yang mampu menghasilkan uang ratusan juta, satu-dua kali latihan, tiba-tiba kami mendapat kabar bahwa si ayu tidak bisa mengikuti latihan lagi karena salah satu orang tuanya tidak berkenan. Akhirnya kami pun bertiga lagi, tapi meskipun bertiga kami tidak takut karena demi mewujudkan cita-cita.


Selang beberapa bulan akhirnya kami mendapatkan 3 personel baru, yaitu 2 vocalis (reni irawati dan dinita) dan 1 guitaris (mayzun), kami akhirnya bangkit lagi dan mulai rutin latihan, tapi sungguh sangat disayangkan, guitaris baru tersebut menghianati serta melakukan kesalahan. Akhirnya kami memutuskan untuk mengeluarkan dia dari The Honest Band.

Akhirnya sampai sekarang (20/06/2015) personel The Honest Band kini berjumlah 5 orang :
 
1. Reni Irawati (vocalis)
2. Dinita (vocalis 2)
3. Muh. aris Chilmi (guitar)
4. Fachory Saefurullah (keyboardis)
5. Hizam al Mahsyar (drummer)

bassist just booking


alkhamdulillah berkat adanya vokalis baru kami bisa mengikuti beberapa event, salah satunya Pensi Pelepasan Smp dan SMA FQ Wonokerto, Dan Event Sehari bersama Cokelat kita di Wonokerto kulon yang di Meriahkan oleh Andji, Budi Cilok, Dan Ivan.

Berikut link video youtube saat kami perfomance...


sekian dulu ya, doakan ya kawan semoga impian kita bisa terwujud aamiin :)


Puisi Orang-orang Miskin

Puisi Orang-orang Miskin-W.S.Rendra





Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.

 

Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Wanita-wanita bunting berbaris di cakrawala,
mengandung buah jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.

 

Bila kamu remehkan mereka,
di jalan kamu akan di buru bayangan.
Tidurmu akan penuh igauan,
dan bahasa anak-anakmu sukar kamu terka.

 

Jangan kamu bilang negara ini kaya
karna orang-orang miskin berkembang di kota dan di desa.
Jangan kamu bilang dirimu kaya
bila tetanggamu memakan bangkai kucingnya.
Lambang negara ini mestinya trompah dan blacu.
Dan perlu diusulkan
agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti belanda.
Dan tentara di jalan jangan bebas memukul mahasiswa.

 

Orang-orang miskin di jalan
masuk ke dalam tidur malammu.
Perempuan-perempuan bunga raya
menyuapi putra-putramu.
Tangan-tangan kotor dari jalanan
meraba-raba kaca jendelamu.
Mereka tak bisa kamu hindarkan.

 

Jumlah mereka tak bisa kamu mistik jadi nol.
Mereka akan menjadi pertanyaan
yang mencegat ideologimu.
Gigi mereka yang kuning
akan meringis di muka agamamu.
Kuman-kuman sipilis dan tbc dari gang-gang gelap
akan hinggap di gorden presidenan
dan buku programma gedung kesenian.

 

Orang-orang miskin berbaris sepanjang sejarah,
bagai udara panas yang selalu ada,
bagai gerimis yang selalu membayang.
Orang-orang miskin mengangkat pisau-pisau
tertuju ke dada kita,
atau ke dada mereka sendiri.
O, kenangkanlah:
Orang-orang miskin
juga berasal dari kemah Ibrahim.

 

Yogya, 4 februari 1978

 

 


Source by :

Pengarang : Rendra
Penerbit buku : Burung Merak Press
Desain Sampul : DS Priyadi

postingan ini telah di setujui oleh Bapak Edy Haryono, selaku editor buku "Rendra Potret Pembangunan Dalam Puisi" melalui SmS

Friday, 19 June 2015

Puisi Pamplet Cinta

Puisi Pamplet Cinta-W.S Rendra

 


 



 

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi.
Memandang wajahmu dari segenap jurusan.

 

Aku menyaksikan zaman berjalan kalangkabutan.
Aku melihat waktu melaju melanda masyarakatku.
Aku merindukan wajahmu,
dan aku melihat wajah-wajah berdarah para mahasiswa.
Kampus telah diserbu mobil berlapis baja.
Kata-kata telah dilawan senjata.
Aku muak dengan gaya keamanan semacam ini.
Kenapa keamanan justru menciptakan ketakutan dan ketegangan.
Sumber keamanan seharusnya hukum dan akal sehat.
Keamanan yang berdasarkan senjata dan jejuasaan adalah penindasan.

 

Suatu malam aku mandi di lautan.
Sepi menjadi kaca.
Bunga-bunga yang ajaib bertebaran di langit.
Aku inginkan kamu, tetapi kamu tidak ada.
Sepi menjadi kaca.

 

Apa yang bisa dilakukan oleh penyair
bila setiap kata telah dilawan dengan kekuasaan?
Udara penuh rasa curiga.
Tegur sapa tanpa jaminan.

 

Air lautan berkilat-kilat.
Suara lautan adalah suara kesepihan.
Dan lalu muncul wajahmu.

 

Kamu menjadi makna.
Makna menjadi harapan.
.....Sebenarnya apakah harapan?
Harapan adalah karena aku akan membelai rambutmu.
Harapan adalah karena aku akan tetap menulis sajak.
Harapan adalah karena aku akan melakukan sesuatu.
Aku tertawa, Ma!

 

Angin menyapu rambutku.
Aku terkenang kepada apa yang telah terjadi.

 

Sepuluh tahun aku berjalan tanpa tidur.
Pantatku karatan aku seret dari warung ke warung.
Perutku sobek dijalan raya yang lengang............
Tidak. Aku tidak sedih dan kesepian.
Aku menulis sajak di bordes kereta api.
Aku bertualang di dalam udara yang berdebu.

 

Dengan berteman anjing-anjing geladak dan kucing-kucing liar,
aku bernyanyi menikmati hidup yang kelabu.

 

Lalu munculah kamu,
nongol dari perut matahri bunting,
jam dua belas seperempat siang.
Aku terkesima.
Aku disergap kejadian tak terduga.
Rahmat turun bagai hujan
membuatku segar,
tapi juga mengigil bertanya-tanya.
Aku jadi bego, Ma!

 

Yaah, Mam mencintai kamu adalah bahagia dan sedih.
Bahagia karena mempunyai kamu didalam kalbuku,
dan sedih karena kita sering berpisah.
Ketegangan menjadi pupuk cinta kita.
Tetapi bukanlah kehidupan sendiri adalah bahagia dan sedih?
Bahagia karena napas mengalir dan jantung berdetak.
Sedih karena pikiran diliputi bayang-bayang.
Adapun harapan adalah penghayatan akan ketegangan.

 

Ma, nyamperin matahari dari satu sisi,
memandang wajahmu dari segenap jurusan.

 

Pejambon, Jakarta, 28 April 1978

 

 

Source by :

Pengarang : Rendra
Penerbit buku : Burung Merak Press
Desain Sampul : DS Priyadi

postingan ini telah di setujui oleh Bapak Edy Haryono, selaku editor buku "Rendra Potret Pembangunan Dalam Puisi" melalui SmS

 

Puisi Sajak Mata-mata

Sajak Mata-mata-W.S. Rendra

 

 

Ada suara bising di bawah tanah.
Ada suara gaduh di atas tanah.
Ada ucapan-ucapan kacau di antara rumah-rumah.
Ada tangis tak menentu di tengah sawah.
Dan, lho, ini di belakang saya,
ada tentara marah-marah.

 

Apa saja yang terjadi? Aku tak tahu.

 

Aku melihat kilatan-kilatan api berkobar.
Aku melihat isyarat-isyarat.
Semua tidak jelas maknanya.
Raut wajah yang sengsara, tak bisa bicara,
mengganggu pemandanganku.

 

Apa saja yang terjadi? Aku tak tahu.

 

Pendengaran dan penglihatan
menyesakkan perasaan,
membuat keresahan-----
Ini terjadi karena apa-apa yang terjadi
terjadi tanpa kutahu telah terjadi.
Aku tak tahu.
Tak ada yang tahu.

 

Betapa kita akan tahu,
kalau koran-koran ditekan sensor,
dan mimbar-mimbar yang bebas telah dikontrol.
Koran-koran adalah penerusan mata kita.
Kini sudah diganti mata yang resmi.
Kita tidak lagi meihat kenyataan yang beragam.
Kita hanya diberi gambaran model keadaan
yang sudah dijahit oleh penjahit resmi.

 

Mata rakyat sudah dicabut.
Rakyat meraba-raba di dalam kasak-kusuk.
Mata pemerintah juga di ancam bencana.
Terasing di belakang meja kekuasaan.
Mata pemerintah yang sejati
sudah diganti mata-mata.

 

Barisan mata-mata mahal biayanya.
Banyak makanannya.
Sukar diaturnya.
Sedangkan laporannya
mirip pandangan mata muda kereta
yang dibatasi tudung mata.

 

Di dalam pandangan yang kabur,
semua orang marah-marah.
Rakyat marah, pemerintah marah,
semua marah lantaran tak punya mata.
Semua mata sudah disabotir.
Mata yang bebas beredar hanyalah mata-mata.

 

Hospital Rancabadak, Bandung, 28 Januari 1978

 

 

Source by :

Pengarang : Rendra
Penerbit buku : Burung Merak Press
Desain Sampul : DS Priyadi

postingan ini telah di setujui oleh Bapak Edy Haryono, selaku editor buku "Rendra Potret Pembangunan Dalam Puisi" melalui SmS


Sunday, 14 June 2015

Puisi Sajak Pulau Bali

Sajak Pulau Bali

 

sebab percaya akan keampuhan industri
dan yakin bisa memupuk modal nasional
dari kesenian dan keindahan alam,
maka bali menjadi obyek pariwisata.

 

 

 

Betapapun:
tanpa basa-basi keyakinan seperti itu,
bali harus dibuka untuk pariwisata.
Sebab:
pesawat-pesawat jet sudah dibikin,
dan maskapai penerbangan harus berjalan.
Harus ada orang-orang untuk diangkut.
Harus diciptakan tempat tujuan untuk dijual.

 

Dan waktu senggang manusia,
serta masa berlibur untuk keluarga,
harus bisa direbut oleh maskapai
untuk diindustrikan.

 

Dan Bali,
dengan segenap kesenian,
kebudayaan dan alamnya,
harus bisa diringkaskan,
untuk dibungkus dalam kertas kado,
dan disuguhkan pada pelancong.

 

Pesawat terbang jet di tepi rimba Brazilia,
di muka perkemahan kaum badui,
di sisi mana pun yang tak terduga,
lebih mendadak dari mimpi,
merupakan kejutan kebudayaan.

 

Inilah satu kekuasaan baru.
Begitu cepat hingga kita terkesiap.
Begitu lihai hingga kita terkesima.

 

Dan sementara kita bengong,
pesawat terbang jet yang muncul dari mimpi
lapangan terbang, "hotel-bidtik-dan-coca cola''.
jalan raya dan para pelancong.

 

"Oh, look, honey-dear!Lihat orang-orang pribumi itu!
Mereka memanjat kelapa seperti kera.
Fantastic! Kita harus memotretnya!
.......................................................
Awas! Jangan dijabat tangannya!
Senyum saja and say hello.
You see,
Tangannya kotor
siapa tahu ada telor cacing di situ.
......................................................
My God, alangkah murninya mereka.
Ia tidak menutupi teteknya!
look, John, ini benar-benar tetek.
Lihat yang ini! O, sempurna!
Mereka bebas dan spontan.
Aku ingin seperti mereka.....
Eh, maksudku......
Okey! Okey!..........Ini hanya pengandaian saja.
Aku tahu kamu melarang kamu tanpa be**.
Look, now, John, jangan cemberut!
Berdirilah di sampingnya,
aku potret dari sini.
Ah! Fabulous!"

 

Dan Bank Dunia
selalu tertarik membantu negara miskin
untuk membuat proyek raksasa,
Artinya: yang 90% dari bahannya harus diimport.

 

Dan kemajuan kita
adalah kemajuan budak
atau kemajuan penyalur dan pemakai.

 

Maka di Bali
hotel-hotel pribumi bangkrut
digencet oleh packaged tour.Kebudayaan rakyat ternoda
digencet standar dagang internasional.

 

Tari-tarian bukan lagi satu mantra,
tetapi hanya sekedar tontonan hiburan.
Pahatan dan ukiran bukan lagi ungkapan jiwa,
tetapi hanya sekedar kerajinan tangan.
Hidup dikuasai kehendak manusia,
tanpa menyimak jalannya alam.
Kekuasaan kemauan manusia,
yang dilembagakan dengan kuat,
tidak mengacuhkan naluri ginjal,
hati, empedu, sungai dan hutan.

Di Bali:
pantai, gunung, tempat tidur san pura,
telah dicemarkan.

 

Pejambon, 23 Juni 1977

 

Source by :

Pengarang : Rendra
Penerbit buku : Burung Merak Press
Desain Sampul : DS Priyadi

postingan ini telah di setujui oleh Bapak Edy Haryono, selaku editor buku "Rendra Potret Pembangunan Dalam Puisi" melalui SmS